BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Republik Afrika Selatan' adalah sebuah negara di Afrika
bagian selatan.
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku
telah menjadi penghuninya termasuk suku Khoi, Bushmen, Xhosa dan Zulu. Penjelajah Belanda yang
dikenal sebagai Afrikaner tiba disana pada 1652. Pada saat itu
Inggris juga berminat dengan negara ini, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang
melimpah. Hal ini menyebabkan Perang
Britania-Belanda dan dua Perang Boer. Pada 1910, empat republik utama
digabung di bawah Kesatuan Afrika
Selatan. Pada 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania sepenuhnya.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana penduduk Afrika Selatan?
2.
Bagaimana masalah politik Apartheid di Afrika
Selatan?
3.
Bagaimana perjuangan orang kulit hitam
menentang politik Apartheid?
1.3 Tujuan
dan Manfaat
1.
Mengetahui kondisi penduduk Afrika Selatan.
2.
Untuk mengetahui Bagaimana masalah politik
Apartheid di Afrika Selatan.
3.
Untuk mengetahui perjuangan orang kulit hitam
menentang politik Apartheid.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masyarakat
Afrika Selatan
Penduduk
Afrika Selatan terdiri atas kurang lebih 5 juta kulit putih dan 23 juta kulit
hitam. Penduduk kulit putih terdiri atas dua golongan, ialah sekitar 3 juta
kulit putih yang menyebut dirinya Afrikaner, yaitu mereka yang menganggap cikal
bakal atau pelopor bangsa kulit putih di Afrika Selatan. Mereka adalah
orang-orang Boer. Dua juta penduduk kulit putih lainnya ialah orang-orang
Inggris, Itali dan lain sebagainya. Bahasa
yang dipergunakan oleh golongan putih pada umumnya bahasa Inggris. Golongan
Afrikaner berbahasa Belanda, khas Afrika Selatan.
Golongan Afrikaner ini pun
terdiri atas dua kelompok, yaitu Afrikaner yang bercampur dengan orang-orang
Inggris dan Afrikaner yang terpisah dari pergaulan itu. Afrikaner yang
bercampur dengan Inggris, berkembang maju dengan mendapat kedudukan-kedudukan
baik, sedangkan Afrikaner yang terpisah, hidupnya kurang mendapat perhatian.
Mereka merupakan golongan yang statusnya kurang menentu di antara penguasa
kulit putih dan rakyat kulit hitam. Oleh penguasa, golongan tersebut
terabaikan. Bergabung dengan kulit hitam suatu hal yang tidak mungkin.
2.2 Masalah Apartheid
Perang Boer dan Berlakunya Sistem
Apartheid di Afrika Selatan
Daerah Afrika Selatan selain tanahnya subur juga memiliki hasil penambangan emas. Derah itu pada awalnya dikuasai oleh bangsa Portugis, tetapi sejak abad ke-7 diambil alih oleh bangsa Belanda. Sejak itu daerah Afrika Selatan menjadi koloni Belanda dan banyak orang-orang Belanda yang datang dan menetap di daerah itu. Pada tahun 1812 orang-orang Inggris juga datang di Afrika Selatan dan berhasil mendesak orang-orang Belanda (Boer). Setelah terlibat dalam perang hebat (perang Boer) bangsa Belanda mengalami kekalahan, sehingga Afrika Selatan kemudian dibagi dua. Afrika Selatan bagian utara diduduki oleh Bangsa Boer, sedangkan bagian selatannya diduduki oleh Inggris. Di bagian selatan, Inggris mendirikan Natal dan Cape Town sebagai daerah koloni mereka, sedangkan di bagian utara berdiri dua negara, yaitu Oranye Vrijstaat dan Transvaal oleh Bangsa Boer.
Daerah Afrika Selatan selain tanahnya subur juga memiliki hasil penambangan emas. Derah itu pada awalnya dikuasai oleh bangsa Portugis, tetapi sejak abad ke-7 diambil alih oleh bangsa Belanda. Sejak itu daerah Afrika Selatan menjadi koloni Belanda dan banyak orang-orang Belanda yang datang dan menetap di daerah itu. Pada tahun 1812 orang-orang Inggris juga datang di Afrika Selatan dan berhasil mendesak orang-orang Belanda (Boer). Setelah terlibat dalam perang hebat (perang Boer) bangsa Belanda mengalami kekalahan, sehingga Afrika Selatan kemudian dibagi dua. Afrika Selatan bagian utara diduduki oleh Bangsa Boer, sedangkan bagian selatannya diduduki oleh Inggris. Di bagian selatan, Inggris mendirikan Natal dan Cape Town sebagai daerah koloni mereka, sedangkan di bagian utara berdiri dua negara, yaitu Oranye Vrijstaat dan Transvaal oleh Bangsa Boer.
Walaupun masing-masing telah
memiliki bagian, peperangan masih saja terus berlangsung. Hingga tahun 1910
Inggris berhasil mempersatukan seluruh Afrika Selatan dalam satu Uni Afrika
Selatan menjadi Republik dengan presidennya Hendrik Verwoed. Di masa
pemerintahannya ia bermaksud untuk memisahkan golongan minoritas kulit putih
dengan golongan mayoritas kulit hitam. Kebijakan Verwoed inilah yang kemudian
berkembang menjadi semacam diskriminasi rasial atau perbedaan warna kulit yang
kemudian dikenal dengan nama Apartheid.
Sebelum dilaksanakan politik
Apartheid sebenarnya telah lama dilakukan hal-hal yang merupakan gejala
Apartheid, antara lain :
- Native Land Act (Undang-undang Pertanahan Pribumi) tahun 1913 yang melarang kulit hitam membeli tanah di luar daerah yang sudah disediakan bagi mereka
- Undang-undang Imoraitas tahun 1927 yang melarang terjadinya perkawinan campuran antara kulit putih dengan kulit hitam atau kulit berwarna lainnya.
Pengganti Verwoed adalah Pieter
Botha pada tahun 1976 ia mengumumkan bahwa homeland-homeland yang dibentuk
dimaksudkan untuk menjadi negara bagian yang otonom. Namun siapa pun dapat
memahami dengan mudah bahwa politik Apartheid yang mengadakan pemisah
pembangunan daerah-daerah pemukiman dimaksud untuk memecah belah persatuan dan
kesatuan Afrika Selatan, sekaligus mengamankan pemerintahan minoritas bangsa
kulit putih di daerah itu.
Orang-orang kulit hitam yang
semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti
bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit).
Oleh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, tetapi pemerintaha Pieter
Botha dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh
kulit hitam yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson
Mandela yang terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun.
Selain perlawanan bersenjata,
usaha-usaha mengakhiri politik Apartheid juga dilakukan melalui perjuangan
politik. Partai-partai yang terkenal antara lain Partai Konggres (ANC) pimpinan
Nelson Mandela dan Inkatha Freedom Party pimpinan Mongosuthu Buthulesi. Salah
seorang tokoh pergerakan Afrika Selatan yang juga sangat terkenal adalah Uskup
Agung Desmond Tutu. Perjuangan rakyat Afrika Selatan yang tidak mengenal lelah
akhir membawa hasil.
2.3 Timbulnya Gejala-gejala
Ras-Diskriminasi
Orang-orang Belanda dari kaum
Kristen Kalvinis yang pertama-tama datang di Afrika Selatan telah memandang
penduduk pribumi kulit hitam dengan pandangan yang rendah. Penduduk pribumi itu
dipandang sebagai bangsa biadab, primitif dan dianggap sebagai keturunan
putra-putra Ham (anak kedua Nabi Nuh) yang dikutuk oleh Tuhan untuk jadi budak.
Pandangan itu yang menyebabkan terjadinya perbudakan atas bangsa kulit hitam
oleh penduduk kulit putih.
Perbudakan di Afrika Selatan
mengikuti usaha cari keuntungan yang besar dengan dibukanya tambang-tambang
intan dan emas. Dengan berlakunya sistem perbudakan, maka memudahkan diperoleh
pekerja-pekerja yang amat murah. Tempat tinggal mereka tidak boleh berbaur
dengan tempat kulit putih. Daerah untuk kulit hitam
disediakan khusus yang jauh terpisah dan berpagar rapat. Untuk keluar masuk
pemukiman diwajibkan mempunyai surat pas. Dengan sistem itu, maka penguasaan
atas persediaan tenaga kerja akan terjamin. Sampai
pada abad ke-19 pemukiman kulit hitam masih bercampur dengan daerah kulit
putih, tapi pada permulaan abad ke-20 mereka digiring ke daerah pinggiran.
Penduduk peranakan dan keturunan India juga termasuk bangsa yang diusir dari
kota. Sebuah perkampungan kulit hitam
yang besar ialah perkampungan Soweto di sekitar Johannesrburg. Sejauh mata
memandang yang tampak hanya kompleks pemukiman yang amat luas dengan
rumah-rumah primitif yang kotor. Demikian pandang Kennedy, senator Amerika
Serikat yang mengunjungi Afrika Selatan. Rumah-rumah itu tidak disediakan
pemerintahan dengan cuma-cuma, tetapi ditarik sewa yang amat tinggi, sementara
upah para buruh amat rendah.
Pada tahun 1913 penguasa kulit putih
mengeluarkan undang-undang pertanahan pribumi (Native Land Act) yang melarang
kulit hitam membeli tanah di luar daerah yang telah disediakan untuk mereka.
Pada tahun 1927 dikeluarkan kembali undang-undang Imoralitas yang melarang
hubungan seks antara kulit putih dan kulit hitam. Perkawinan campuran antara
kulit putih dan kulit hitam atau kulit berwarna lainnya dilarang keras.
Politik Apartheid dirancang oleh
Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah Aparte
Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah. Memperhatikan
makna dari arti Apartheid itu kedengarannya baik yaitu tiap golongan
masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan kulit hitam harus
sama-sama berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan sosial
dalam masyarakat yang pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan
terjadinya penistaan dari kaum penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit
hitam. Verwoed menyusun rencana pembentukan homeland, yang disebut juga
Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya pembagian kembali Afrika
Selatan berdasarkan wilayah kesukuan.
Tiap orang kulit hitam Afrika
Selatan diharuskan menjadi warga negara salah satu homeland atas dasar tempat
lahirnya. Untuk memantapkan proyek homeland dikeluarkan bantuan biaya untuk
perangsang termasuk perangsang untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland.
Kemajuan-kemajuan kecil tampak dari proyek itu.
2.4 Perkembangan Politik Apartheid di
Afrika Selatan
Partai Nasional memenangkan
pemilihan umum dengan program Politik Apartheid. Kontak antara ras yang dapat
membahayakan kemurnian ras dibatasi. Segregasi atau pemisahan dan perkembangan
terpisah tidak hanya berlaku untuk golongan rasial yang penting, tetapi juga
untuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kemenangan Partai Nasional bukan
suatu kebetulan, melainkan merupakan hasil situasi Afrika Selatan itu sendiri.
Setelah berkuasa, Partai Nasional bergerak secara sistematis untuk memperkuat
kedudukannya dalam parlemen dan memperluas kedudukannya di luar parlemen. Dalam
rangka hak-hak politik golongan kulit hitam, golongan kulit berwarna Asia yang
telah terbatas dikurangi dan lambat laun dihapus. Di antara hak-hak itu adalah
sebagai berikut :
- Pada tahun 1951 dikeluarkan Bantu Authorities Act yang menghapuskan DPR Pribumi dan sebagai gantinya ditetapkan pembentukan pemerintahan suku.
- Orang kulit hitam tidak boleh tinggal di daerah perkotaan kulit putih selama lebih dari 72 jam.
- Pada tahun 1945 dikeluarkan Native Land Act yang melarang orang kulit hitam memiliki atau membeli tanah di daerah perkotaan.
- Segregasi pendidikan dilaksanakan dengan Bantu Educationa Act pada tahun 1953.
Dia antara proyek Bantustan yang
dianggap berhasil di Afrika Selatan adalah pemberian kemerdekaan kepada
Transkei pada tanggal 26 Oktober 1976. kemerdekaan ini disambut baik oleh
rakyat dan pemerintah Transkei, tetapi mendapat tanggapan negatif dari
negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Pergerakan
Politik Afrika Selatan dalam Menentang Politik Apartheid. Setelah
partai nasional berkuasa di Afrika Selatan secara sistematis dilembagakan dan
dituangkan dalam undang-undang sehingga orang kulit putih menguasai rakyat
pribumi dan secara berangsur-angsur merampok dan mengurangi hak-haknya. Orang
kulit hitam menolak klaim kulit putih bahwa secara kodrat orang kulit putih
memiliki keunggulan dan hak untuk memimpin.
Dengan adanya orang-orang kulit
hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai mengambil langkah-langkah
membentuk gerakan politik. South Afrika Native National Conference dan APO
mengirimkan delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi gagal.
Sebagai reaksi, lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian
namanya diubah menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas
pada usaha agar golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik
dalam masyarakat yang dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk
mencapai sasaran adalah lewat jalan konstitusional.
Perjuangan ANC berubah setelah
pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan National Land Act yang isinya :”orang
kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di wilayah orang kulit putih
sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil”. Pada tahun 1919 – 1920, ANC
melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban orang kulit hitam
membawa pas. ANC mengalami kemunduran setelah pemerintah Afrika Selatan
mengambil tindakan keras dan tegas. Untuk sementara peranannya diambil alih
oleh ICU (Industrial and Commercial Union) yang didirikan pada tahun 1919. ANC
memperluas keanggotaannya dan akhirnya berkembang menjadi organisasi massa.
Pada tahun 1952, orang kulit
hitam, kulit berwarna serta sejumlah orang kulit putih melancarkan suatu
perlawanan pasif. Situasi seperti ini terjadi pada tahun 1970 dan kejadian
serupa sering terjadi dalam perjuangan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh ANC. Pada
tahun 1955, kelompok-kelompok yang menentang politik Apartheid mengadakan
pertemuan di Capetown untuk menggariskan dasar-dasar bagi Afrika Selatan yang
demokratis dan non rasial. Pada tahun 1956 sebanyak 156 orang pemimpin
ditangkap karena dituduh berkomplot akan menggulingkan pemerintah. Proses ini
terjadi berlarut-larut hingga akhirnya mereka dibebaskan pada tahun 1961.
sementara ANC kehilangan pemimpin-pemimpinnya, sejumlah anggotanya memisahkan
diri dan mendirikan Pan Africanist Congress (PAC). Pada tahun 1960 PAC
melancarkan kampanye anti kebijakan pemerintah. Dalam peristiwa itu sebanyak 69
orang tewas ditembak oleh polisi di Sharpeville. Gerakan ANC dan PAC akhirnya
dilarang setelah peristiwa itu.
Pembantaian di Sharpeville dan
adanya larangan organisasi-organisasi politik di kalangan orang kulit hitam
merupakan titik balik dalam sejarah pembebasan Afrika Selatan. Akhirnya
diputuskan bahwa dengan jalan damai tidak bisa maka ditempuh jalan kekerasan.
Pada tahun 1961 – 1962, aktivis orang kulit hitam mendirikan organisasi
Umkhonto We Sizwe dan Poso dengan mengadakan sabotase terhadap milik orang
kulit putih. Menjelang akhir tahun 1973, pemimpin-pemimpin Bantustan mengadakan
pertemuan untuk membentuk federasi negeri-negeri Bantu dan mengutuk
diskriminasi rasial di Afrika Selatan.
Pada tahun 1974, para pemuka
federasi mengadakan pertemuan dengan PM Vorster. Pada pertemuan itu, PM Vorster
maupun federasi akan meminta tambahan wilayah bagi negara Bantu. PM Vorster
menolak usulan agar diselenggarakan suatu konvensi multirasial guna menyusun
suatu konstitusi baru dan dia tidak akan mengikutsertakan orang kulit hitam
dalam kekuasaan negara. Tekanan-tekanan semakin meningkat
sejak bulan Juni 1976 ketika ±10.000 pelajar melancarkan demontrasi protes di
Soweto yang berkembang menjadi huru hara di kota-kota orang kulit hitam dekat
Johanessburg dan Pretoria. Ratusan orang tewas dan lebih seribu orang mengalami
luka-luka. Terbunuhnya Steve Biko pimpinan Black Consciousness dalam tahanan
merupakan puncak tekanan pemerintah Afrika Selatan.
Pada tanggal 1 April 1960 Dewan
Keamanan PBB (DK) berseru kepada Afrika Selatan agar mengambil tindakan untuk
mewujudkan harmoni rasialatas dasar persamaan dan melepaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan
Apartheid dan diskriminasi rasial. Pada tanggal 7 Agustus 1963 DK mengulangi
seruannya sambil menghimbau kepada semua negara agar menghentikan penjualan
senjata dan perlengkapan militer kepada Afrika Selatan. Pada tanggal 4 Desember
1963, DK mengutuk sikap acuh tak acuh pemerintah Afrika Selatan dan mengulangi
kembali seruannya kepada semua negara agar menggunakan embargo senjata.
Sehubungan dengan jatuhnya banyak
korban ketika pasukan Afrika Selatan melepaskan tembakan terhadap demonstran
yang menentang diskriminasi sosial (16 Juni 1976) pada tanggal 14 Juni 1976 DK
mengutuk keras pemerintah Afrika Selatan. Mereka mengatakan bahwa Apartheid
adalah suatu kejahatan, mengganggu perdamaian dan keamanan international serta
mengakui sahnya perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam melenyapkan Apartheid.
2.5 Sikap Negara Barat
Negara-negara Barat yang
menyatakan menjunjung tinggi persamaan hak dan kewajiban martabat semua orang
tidak setuju dengan diskriminasi rasial dan politik Apartheid di Afrika
Selatan, tetapi mereka tidak dapat berbuat sesuatu karena mempunyai banyak
kepentingan. Mereka hanya mendukung resolusi-resolusi anti Apartheid.
Kepentingan negara-negara Barat
terhadap Afrika Selatan antara lain sebagai berikut :
- Afrika Selatan merupakan salah satu sumber utama bahan mentah yang dibutuhkan oleh industri dan kehidupan negara-negara tersebut.
- Letak geografis Afrika Selatan mempunyai arti penting bagi strategi global negara-negara Barat, khususnya USA.
- Afrika Selatan menguasai jalur pelayaran Tanjung Harapan yang merupakan urat nadi mereka.
- Suplai minyak dan bahan-bahan mentah vital diangkut lewat jalur tersebut.
2.6 Kemenangan Mandela
Nelson Mandela adalah salah
seorang dari banyak tokoh pejuang politik Afrika Selatan yang sempat menyaksikan
dan merasakan puncak dari perjuangannya yakni pembebasan kaum kulit hitam
Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih. Kemenangannya dalam pemilihan
demokratis dan miltirasial pertama kali sepanjang 340 tahun sejarah Afrika
Selatan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar bagi negeri itu.
Nama Nelson Mandela mulai
menanjak ketika ia terpilih menjadi Sekjen ANC (African National Congress) pada
tahun 1948 dan pada tahun 1952 menjadi Presiden Liga Pemuda. Sejak itu Mandela
lebih banyak memainkan peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961 sebagai
Sekretariss Jenderal ANC, Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga hari 29 –
31 Mei 1961. seruan pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid sebagai
suatu pelanggaran serius.
Pada bulan Desember 1962, ia
dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan meninggalkan negara secara ilegal.
Mandela menjalani hukumannya di penjara Pretoria. Tidak beberapa lama
tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas ANC. Pada saat itu disita pula
sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan Tombak Bangsa. Mereka yang
ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki, Raymond Mhlaba, Ahmed Akthrada,
Dennis Golberg dan Lionel Bernstein. Mandela bersama-sama dengan
keenam rekannya diperiksa dengan tuduhan melakukan sabotase bersengkongkol
untuk menumbangkan pemerintah dan membantu unsur asing menyerang Afrika
Selatan. Mereka akhirnya divonis dengan hukuman seumur hidup pada tanggal 12
Juni 1964 dan harus mendekam dalam penjara di Pulai Roben Cape Town. Pada tahun
1982 Mandela dipindahkan lagi ke penjara Pollsmor juga masih daerah Cape Town.
Selama di penjara itulah kampanye
pembebasannya dilancarkan, baik di Afrikan Selatan sendiri maupun di luar
Afrika Selatan. Aksi protes dan kampanye pembebasan Mandela semakin berkobar
sejak tahun 1982, bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson Mandela
dirayakan oleh bangsa kulit hitam Afrika Selatan dengan menggelar konser musik
selama 120 jam non stop dan disiarkan ke-50 negara. Akibat kampanye pembebasan
tokoh ANC ini, makin banyak negara yang menekan pemerintah Apartheid Afrika
Selatan baik secara politik maupun ekonomi.
Kampanye pembebasan itu membuat
Mandela menjadi tokoh tahanan politik paling populer di dunia. Akibat tekanan
yang bertubi-tubi pada bulan Juli 1989 Botha bertemu dengan presiden F.W. de
Klerk pengganti Botha. Dari pertemuan-pertemuan itu pada bulan Februari 1990,
de Klerk mengumumkan di depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut
larangan bagi ANC, Partai Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist Congress
(PAC) menyusul diakhirinya politik Apartheid. Pada kesempatan itu de Klerk juga
mengisyaratkan bahwa Mandela akan segera dibebaskan. Pembebasan tokoh
kharismatik Afrika Selatan ini kemudian dilaksanakan sesuai dengan janjinya.
Pada tanggal 11 Februari 1990 dari penjara Victor Verster, Mandela dibebaskan.
Pembebasan itu sangat menarik perhatian dunia dan disambut oleh ratusan
wartawan baik dari dalam maupun luar negeri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apharteid berasal dari bhs.Belanda yangg artinya
pemisahan. Pemisahan disini berarti pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih)
dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam). Apharteid kemudian berkembang
menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi Pemerintah Afrika
Selatan yang terdiri dari program-program dan
pertaruran-peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial. Secara
struktural, Apartheid berarti adalah kebijaksanaan mempertahankan dominasi
minoritas kulit putih atas mayoritas bukan kulit putih melalui pengaturan masyarakat
di bidang social-budaya, politik, militer dan ekonomi.Kebijakan ini berlaku
tahun 1948.
Pada saat itu Afrika Selatan dibagi menjadi 4 golongan ras utama yaitu:
a. Kulit putih
Pada saat itu Afrika Selatan dibagi menjadi 4 golongan ras utama yaitu:
a. Kulit putih
b. Kulit hitam
c. Kulit
berwarna
d. Asia
Pada tanggal 21
Februari1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan
eksistensi sistem politik Apartheid di hadapan parlemen Afrika Selatan.
Pengumuman itu diikuti penghapusan 3 Undang-Undang yang memperkuat kekuasaan
Apartheid,yaitu:
1.
Land Act:
Undang-Undang yang melarang orang kulit hitam mempunyai tanah di
luar wilayah tempat tinggal yang ditentukan.
2.
Group Areas Act :
Undang-Undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang-orang
kulit putih dengan kulit hitam.
3.
Population Registration Act :
Undang-Undang yang mewajibkan orang kulit hitam untuk
mendaftarkan diri menurut kelompok suku masing-masing. Penghapusan Undang-Undang tersebut diikuti dengan janji
pemerintahan de Klerk
untuk menyelenggarakan pemilu tanpa pembatasan rasial.
untuk menyelenggarakan pemilu tanpa pembatasan rasial.
perang Boer menunjukan pejuang Boer lebih trampil menembak dari pasukan reguler Inggris
BalasHapus